TERLAHIR UNTUK FINISH

Minggu, 23 Mei 2010


20 Oktober 1968, Olympic Stadium, Mexico City..
Lomba Marathon dalam rangka Summer Olympics tahun 1968..Sore hari menjelang gelap…

Telah lama berlalu sorak sorai penonton menyambut sang juara. Telah hilang gegap gempita gemuruh stadion. Tak ada lagi kilatan lampu bliz dari para wartawan. Telah usai juga prosesi pengalungan medali juara. Para penonton pun akan beranjak meninggalkan stadion.

Namun, sesaat kemudian, bunyi sirene mobil polisi lambat laun semakin keras terdengar. Semakin dekat dan mulai memasuki stadion. Di depan mobil polisi tersebut, tampak seorang atlet berlari dengan susah payah. Kakinya terlihat pincang dan berdarah. Namun ia tetap berlari…


john-stephen-akhwari

Sebelumnya, pada awal perlombaan lari marathon tersebut, terjadi tabrakan fatal dengan pelari lari. Ia diminta berhenti karena lukanya yang cukup parah dan berceceran darah. Namun ia tidak mau, ia tetap berlari menuju garis akhir finish.

John Stephen Akhwari, pelari marathon dari Tanzania, yang sangat diharapkan oleh negaranya untuk meraih medali, hari itu memasuki finish sebagai pelari terakhir.. tepatnya nomor 57 dari 74 pelari marathon yang mengikuti lomba tersebut.

Wow.. tunggu dulu, anda jangan memvonis John sebagai pelari yang gagal. Yang membuat saya kagum dan bergetar adalah ucapannya ketika ditanya mengapa ia tidak berhenti berlari ketika terluka di awal pertandingan. Inilah jawabannya.

“My country did not send me 7000 mil to Mexico City just to start the race. They sent me to finish.”

(”Negara saya tidak mengirim saya 7000 mil ke mexico city hanya untuk memulai pertandingan, mereka mengirim saya untuk menyelesaikannya.)

john-stephen-akhwari2

Saat ini nama akhwari diabadikan sebagai John Stephen Akhwari Atletic Fondation, organisasi yang memberikan dukungan kepada dunia atletik di Tanzania. Akhwawi kemudian menjadi duta olimpiade pada tahun 2008.

Kisah akhwari, sang pelari marathon menjadi inspirasi bagi kita. Terkadang, kendala dan duri kecil membuat kita berhenti untuk berlari. Padahal sesunggunya kita tau bahwa garis finish kita sudah ada didepan kita. Dari ucapan akhwari kita dapat belajar banyak bahwa jangan pernah menyerah jika telah memulai sesuatu.

Dalam dunia wirausaha, kisah akhwari dapat menjadi inspirasi bagi kita. Ketika mulai membangun usaha, terkadang tak semuanya berjalan sesuai rencana. Seperti akhwari, yang walaupun telah berlatih keras, namun tak menduga bahwa ia akan mendapat kecelakan di awal perlombaan.

Begitu juga dengan bisnis, business plan yang telah disusun rapi mungkin menjumpai kebuntuan dan berbagai permasalahan ketika usaha tersebut berjalan. Dan memang ini yang biasanya terjadi. Bahkan, terkadang membuat kita merasa, dan mulai berpikirin bahwa usaha yang kita baru saja mulai jalankan tidak prospektif, tidak menguntungkan, dan susah dikelola.

Berbagai alasan pun biasanya mulai muncul, “susah pak..”.. “sepi pengunjung..” ..”lokasinya jelekk..” dan sebagainya dan sebagainya. Namun, dengan adanya kendala tersebut hendaknya jangan membuat kita berhenti “berlari”. Teruslah berlari. Lakukan penyesuaian. Bisa dengan “memerban kaki”, berlari dengan tongkat, walau berdarah darah dan terpincang pincang. Tetap lah berlari menuju garis finish. Insya Allah setiap detik garis finish lebih dekat.

Ingatlah juga walaupun kita berlari sambi berdarah-darah.. banyak “pelari” lain yang masih berjalan, bahkan tertidur.